Seringkali kita sebagai orang tua bertanya-tanya, "Kapan ya saat yang tepat memperkenalkan uang pada anak? Umur berapa dan bagaimana caranya? Jangan-jangan terlalu cepat atau malah terlambat…." Pertanyaan-pertanyaan tersebut sangat wajar ditanyakan karena sebagai orang tua, pastinya kita ingin anak kita 'melek' finansial sejak dini. Bukan begitu?
Pada saat anak mulai menunjukkan minat terhadap lingkungan sekitar, juga terhadap benda di sekelilingnya ada baiknya pula kita memperkenalkan uang baik dari pengenalan bentuk maupun makna dari uang tersebut agar anak menjadi hemat dan cermat dalam menggunakannya.
Sebagai dasar kita bisa mulai dengan 2 hal besar, yaitu :
- Uang sebagai alat tukar dan
- Uang sebagai alat investasi
Uang Sebagai Alat Tukar
Salah satu fungsi dasar uang yang diperkenalkan kepada seorang anak adalah sebagai alat tukar atau belanja. Dengan uang yang dimilkinya anak dapat membelanjakan dengan sejumlah barang seperti permen atau jajan kesukaannya. Mengajarkan kepada anak untuk cermat dalam membelanjakan uang yang dimilikinya akan menghindarkan dari sikap boros dan menghargai fungsi lain dari uang.
Berbelanja memang mengasyikkan namun sebaiknya anak juga tahu bagaimana berbelanja yang baik dan bertanggung jawab.
1. Berbelanja yang dibutuhkan
Mereka boleh berbelanja namun ajarkan untuk mendahulukan yang mereka butuhkan. Berikan pilihan dalam setiap tindakan belanja yang mereka lakukan. Beli permen atau buku? Beli mainan atau sepatu. Hal ini memberi pelajaran bahwa ada skala prioritas dan kebutuhan yang harus dipenuhi terlebih dahulu dibanding yang diinginkan.
2. Berbelanja bertanggung Jawab
Upayakan agar anak juga menghitung pengeluarannya sendiri, dengan cara menanyakan apa saja yang telah dibeli dan mengapa barang atau makanan itu dibeli, dengan begitu anak akan terangsang untuk mengemukakan alasan untuk apa uangnya dibelanjakan. Apabila dirasakan perlu orangtua dapat menasehati agar tidak melakukan pengeluaran yang memang dirasa tidak perlu, dengan demikian anak akan selalu terbiasa untuk mengawasi pengeluaran uangnya sendiri.
Uang sebagai alat investasi
Fungsi lain yang juga bisa dikenalkan sebagai pendidikan anak adalah fungsi Investasi. Berikan pemahaman bahwa kebutuhan kita juga ada dimasa depan dan keinginan bisa diwujudkan dengan cara mengurangi penggunaan uang untuk dikumpulkan guna mencapai keinginan itu. Misalnya: saat anak ingin memiliki sepeda, tapi uang sekarang tidak cukup. Maka kita bisa mengajarinya untuk mengumpulkan sedikit demi sedikit dengan menyisihkan sebagian uang saku yang kita diberikan pada anak. Caranya adalah menabung secara rutin untuk mendapatkan sepeda yang dia inginkan.
Pertanyaannya adalah, bagaimana agar anak gemar menabung ?
1. Berikan celengan yang menarik
Agar anak gemar menabung, tabungan dapat berupa celengan yang bentuknya disukai anak. Mengapa? Karena bila anak suka pada bentuk celengannya maka akan lebih mudah memikat si anak untuk menyimpan uangnya dalam celengan tersebut. Jangan hanya berupa kaleng susu atau kotak sepatu. Buat lebih menarik seperti Spongebob, rumah barbie, Winny The Pooh, dan sebagainya.
2. Berikan Pujian
Banyak dari kita bersemangat di awal tapi melempem di belakang. Itu juga yang terjadi pada anak. Berikan selalu pujian yang konsisten terhadap kerja kerasnya menyisihkan uang jajan. Meskipun tampaknya sederhana, namun pujian ini merupakan satu bentuk penghargaan kita terhadap apa yang telah dilakukan anak dan akan memacunya untuk melakukan hal yang sama secara terus menerus. Hal ini bukan hanya memberikan anak bekal di keuangan, namun mengajarkan pada anak untuk disiplin dengan keputusannya.
Orang tua sebagai contoh
Jangan lupa bahwa anak akan meniru apa yang orang tua lakukan. Jadi sebelum mengajarkan pada anak seharusnya kita juga melakukan apa kita ingin anak lakukan demi kebaikannya. Dalam hal keuangan, kita minta anak kita menabung, alangkah baiknya kita juga melakukan hal yang sama. Kita bisa membuat celengan yang diletakkan bersebelahan dengan celengan sang anak dan sama-sama memasukkan sejumlah uang kedalam celengan tersebut.
Contoh lain adalah, untuk berhemat kita biasa membawa bekal makan siang ke kantor. Kita bisa melakukan hal yang sama pada anak. Berikan penjelasan mengapa kita sebaiknya membawa bekal dari rumah.
Hal-hal yang tampaknya sederhana akan ditiru anak kita. Jadi, biasakan melakukan hal-hal yang baik dan hindarilah melakukan hal-hal buruk yang bakal ditiru sang buah hati. Dengan memberi bimbingan dan contoh yang baik, maka anak pun dapat mengenal dan memahami makna uang dengan mudah, apalagi hal tersebut dilakukan sejak dini. Eko Endarto,RFA - Financial Planner Finansia Consulting, Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar