Minggu, 10 Juni 2012

Cara Mengatasi Anak Berbohong

Cara Mengatasi Menghadapi Anak Berbohong - hidup sehat
Bagaimanakah cara menghadapi anak yang berbohong?
  • Ketika mendapati anak berbohong, ajak anak bicara dari hati ke hati, sediakan waktu lebih banyak untuk menjalin komunikasi dengan anak. Katakan bahwa Anda sangat mempercayainya, dan sebaiknya kepercayaan ini dapat dipegang oleh anak.
  • Beri pengertian kepada anak tentang akibat dari berbohong. Ajak mereka melihat sesuatu masalah dari sisi orang lain. Katakan kepada mereka bahwa tindakan bohong tidak dapat diterima apalagi jika dilakukan untuk menyembunyikan kesalahan.
  • Menghukum boleh-boleh saja, tetapi harus disesuaikan dengan usia anak. Untuk anak usia sekolah, hukumannya tidak boleh menonton filem kesayangannya. Namun hati-hati, jangan sampai hukuman tersebut malah menekannya.
  • Jika anak mengakui kebohongannya, Anda patut menghargai kejujurannya. Ajak ia berdiskusi, karena sesungguhnya mereka tengah belajar menapaki hidup. Tugas orang tua membimbing mereka.
  • Pada anak usia tertentu, yang anak lakukan sesungguhnya bukanlah berbohong melainkan berimaginasi. Anda mesti bisa membedakannya.
  • Ajari anak tentang makna kejujuran. Dan ini harus dimulai dari diri sendiri. Tanpa sadar Anda lah 'guru' nya, misalnya saja saat ada telepon untuk Anda, dan dengan berbisik Anda mengatakan "Sstt…bilang Mama sedang mandi." Nah!
Memang kelihatannya sepele, namun saat itulah memori anak merekam 'pelajaran' berbohong dari orang tuanya.
  1. Tempatkan anak sebagai sosok yang dihargai, jadilah pendengar yang baik. Cari jalan tengah dengan memecahkan masalah bersama-sama anak.
  2. Ketika anak berbohong, peluk dia dan katakana "Sayang, Mama tidak marah tapi kecewa dan sedih karena anak Mama berbohong. Allah tidak suka dengan anak yang suka membohongi mama dan papanya."
  3.  Jika anak masih berbohong ketika usianya sudah remaja, Anda mesti mewaspadainya, karena menurut Dr Michael Lewis, psikolog dari Rutgers Medical School  akan berpotensi berlanjut hingga dewasa. Jika perlu Anda mesti minta pertolongan psikolog.

0 komentar:

Posting Komentar